Maka mengajari anak bercocok tanam bukanlah hal yang kuno. Justru generasi sekarang harus digiatkan bercocok tanam agar ritme kehidupan di masa depan tetap berjalan.
Tidak sulit mengajari anak bercocok tanam sejak usia dini. Mengapa? Karena anak cenderung mudah dan suka berkotor-kotor. Kata iklan, berani kotor itu baik.
Mengajari anak menanam tanaman-tanaman kecil seperti bunga. Selain bunga, anak juga bisa diajarkan menanam sayur seperti bayam, sawi, atau kangkung.
Memangnya pekarangan siapa? Tak perlu pekarangan luas untuk sekadar mengajar anak-anak bertanam. Manfaatkan sedikit ruang di teras atau samping rumah yang agak kosong. Media pot atau polibag cukup adaptif untuk disesuaikan di sembarang tempat.
Dengan bercocok tanam, anak bisa membangun sebuah perspektif tentang dirinya dan tumbuhan. Anak jadi tahu bahwa bayam, misalnya, yang dimakan sehari-hari tidaklah keluar dari sebuah mesin. Juga nasi yang dimakan, berasnya ditanam oleh manusia lain. Dengan begitu anak memiliki orientasi pengetahuan alam yang positif.
Kelak, ketika dewasa, mereka bisa mempercantik tempat tinggal dan lingkungannya dengan rerimbun bunga atau tanaman lainnya. Itu hanya kemungkinan minimal. Selebihnya, memang perlu dicoba. (rajinpiknik.dok)
Bagikan Informasi ini untuk Mencerahkan Orang Lain:
Post a Comment