POJOK PIKNIK

CARI DOLAR

Tips Kece

Nasihat Gokil

Wednesday, February 3, 2016

Suami-Istri Hati-hati saat Berhubungan Intim, Jangan Sampai Dilihat Anak

Alkisah, pada pagi hari, seorang suami membaca koran sambil bernyanyi: “Semalam enak... Semalam enak...”

Sang istri yang sibuk di dapur menyahut, “Nanti malam lagi... Nanti malam lagi...”
Tak disangka, si anak yang sedang siap-siap berangkat sekolah puny ikut menyanyi: “Lama-lama botak... Lama-lama botak...”

Itu adalah kisah anekdot kehidupan keluarga kecil di sebuah rumah kecil. Ketika sang suami dan istri hendak berhubungan badan, sang suami mencabut selembar rambut anaknya yang sudah berbaring di ranjang duluan. Kalau tak ada respon, berarti keadaan aman.

Terlepas dari anekdot itu, mencari waktu dan suasana yang tepat bagi pasangan suami istri yang sedang memiliki anak kecil seperti Balita memang tidak mudah. Masa Balita adalah waktu di mana anak belum mengerti bahwa ayah-ibunya membutuhkan waktu khusus untuk bersama dan melakukan hal yang dia tidak boleh tahu. Sementara, kalau melakukan aktivitas hubungan badan secara sembrono pada saat anak-anak beraktivitas di rumah, tentu akan menjadi masalah jika anak-anak kita melihatnya.

Anak melakukan semua hal yang dilihatnya. Itu adalah hukum umum bagi seorang anak. Anak belum bisa memahami nilai, mana yang baik dan mana yang buruk. Anak kecil cenderung merekam atau mengingat dan meniru apa yang dilihatnya. Kaitannya dengan hubungan seks, maka ini benar-benar akan menjadi masalah jika aktivitas seksual ibu-ayah dilihat anak Balita.

Dalam proses imitasi atau peniruan tindakan, anak sangat mungkin menirukan beberapa adegan seksual dengan bantal atau bonekanya. Itu adalah awal tanda-tanda bahaya yang sangat mungkin terjadi.

Dulu, saya pernah punya pengalaman melihat anak tetangga berusia 2 tahunan, suka menunggangi bantalnya semacam aktivitas seksual manusia yang berpasangan. Bukankah itu membuat risih sekaligus sedih? 

Bahaya tidak berhenti di situ, tetapi lebih dari itu ketika anak berkumpul dengan teman-temannya. Anak memang masanya bermain, dan itu sangat dianjurkan bermain dengan teman-teman untuk bersosialisasi. Nah, permasalahan mungkin saja bisa timbul ketika seorang anak menceritakan aktivitas seksual ayah-ibunya ke teman-temannya. Bagaimana kalau anak-anak penasaran dengan cerita semacam itu. Bukan mustahil mereka mempraktikannya. Itu adalah bayangan terburuk.

Walhasil, sebagai ayah ibu kita harus melakukan hubungan badan secara aman: aman dari jangkauan dan penglihatan anak. Di depan anak, cukuplah kita mengajari berpeluk-cium sekadarnya untuk menanamkan kebiasaan mesra pada anak. (rajinpiknik.dok)

Bagikan Informasi ini untuk Mencerahkan Orang Lain:

Post a Comment

 
Copyright © 2013 rajin piknik pangkal sehat
Powered byBlogger