Mengajari anak shalat tentu akan sangat mudah dan baik ketika dilakukan sejak anak berusia dini. Hal itu bisa dilakukan di rumah atau di taman pendidikan agama. Namun, mengajarinya di rumah akan jauh lebih intensif. Ayah dan ibu sebagai orang tua memiliki interval yang sangat sering melakukan shalat sehingga anak bisa belajar secara langsung dan rutin.
Akan lebih menyenangkan jika anak diajak ke masjid atau mushola. Selain melihat orang-orang shalat, yang secara otomatis menuntunnya belajar shalat, juga merangsang anak untuk bersosialisasi. Di musholla terdekat rumah anda tentu ada anak sebaya yang bisa membuat anak betah.
Memang sih, ada kecenderungan anak akan main-main di mushola ketika orang shalat. Namun itu tidak masalah. Tidak bisa dipungkiri ada beberapa kalangan yang tidak memperkenankan anak untuk dibawa ke mushola atau masjid dengan dalih mengganggu ketenangan beribadah. Pertanyaannya, kapan lagi mengajari anak shalat, sekaligus mengajarinya shalat berjamaah? Kalau anak kecil dilarang ke masjid atau mushola justru ketika besar atau akil-baligh ditakutkan mereka tak pernah mengenal masjid dan sebab itu menjadi susah diajak ke masjid atau mushola.
Di balik beberapa kelemahan anak membuat kegaduhan di mushola atau masjid, tentu saja masih lebih jauh manfaatnya. Anak-anak memang masih masanya bermain. Dan dari bermain itulah mereka sesungguhnya belajar. Ketika di mushalla atau masjid, anak-anak akan berkumpul dengan sebayanya, meskipun sambil bermain sedikit demi sedikit mereka menirukan gerakan-gerakan shalat.
Setelah anak-anak tahu dan bisa mempraktikkan gerakan-gerakan serta urutan shalat barulah kita mengajari bacaan-bacaannya. Tentu saja mulai dari yang ringan, dan bertahap. (rajinpiknik.dok)
Bagikan Informasi ini untuk Mencerahkan Orang Lain:
Post a Comment